Thursday, March 27, 2025

KOMITE HIJAZ

Komite Hijaz

Rabu, 29 Agustus 2012 | 08:00 WIB

Komite Hijaz
KOMITE HIJAZ adalah nama sebuah kepanitiaan kecil yang diketuai oleh KH Abdul Wahab Chasbullah. Panitia ini bertugas menemui raja Ibnu Saud di Hijaz (Saudi Arabia) untuk menyampaikan beberapa permohonan.
<>
Sejak Ibnu Saud, Raja Najed yang beraliran Wahabi, menaklukkan Hijaz (Mekkah dan Madinah) tahun 1924-1925, aliran Wahabi sangat dominan di tanah Haram. Kelompok Islam lain dilarang mengajarkan mazhabnya, bahkan tidak sedikit para ulama yang dibunuh. 

Saat itu terjadi eksodus besar-besaran para ulama dari seluruh dunia yang berkumpul di Haramain, mereka pindaha atau pulang ke negara masing-masing, termasuk para santri asal Indonesia. 

Dengan alasan untuk menjaga kemurnian agama dari musyrik dan bid’ah, berbagai tempat bersejarah, baik rumah Nabi Muhammad dan sahabat termasuk makam Nabi hendak dibongkar.

Dalam kondisi seperti itu umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah merasa sangat perihatin kemudian mengirimkan utusan menemui Raja Ibnu Saud. Utusan inilah yang kemudian disebut dengan Komite Hijaz. 

Komite bertugas menyampaikan lima permohonan:

Pertama, Memohon diberlakukan kemerdekaan bermazhab di negeri Hijaz pada salah satu dari mazhab empat, yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Atas dasar kemerdekaan bermazhab tersebut hendaknya dilakukan giliran antara imam-imam shalat Jum’at di Masjidil Haram dan hendaknya tidak dilarang pula masuknya kitab-kitab yang berdasarkan mazhab tersebut di bidang tasawuf, aqoid maupun fikih ke dalam negeri Hijaz, seperti karangan Imam Ghazali, imam Sanusi dan lain-lainnya yang sudaha terkenal kebenarannya. Hal tersebut tidak lain adalah semata-mata untuk memperkuat hubungan dan persaudaraan umat Islam yang bermazhab sehingga umat Islam menjadi sebagi tubuh yang satu, sebab umat Muhammad tidak akan bersatu dalam kesesatan.

Kedua, Memohon untuk tetap diramaikan tempat-tempat bersejarah yang terkenal sebab tempat-tempat tersebut diwaqafkan untuk masjid seperti tempat kelahiran Siti Fatimah dan bangunan Khaezuran dan lain-lainnya berdasarkan firman Allah “Hanyalah orang yang meramaikan Masjid Allah orang-orang yang beriman kepada Allah” dan firman Nya “Dan siapa yang lebih aniaya dari pada orang yang menghalang-halangi orang lain untuk menyebut nama Allah dalam masjidnya dan berusaha untuk merobohkannya.” Di samping untuk mengambil ibarat dari tempat-tempat yang bersejarah tersebut.

Ketiga, Memohon agar disebarluaskan ke seluruh dunia, setiap tahun sebelum datangnya musim haji menganai tarif/ketentuan beaya yang harus diserahkan oleh jamaah haji kepada syaikh dan muthowwif dari mulai Jedah sampai pulang lagi ke Jedah. Dengan demikian orang yang akan menunaikan ibadah haji dapat menyediakan perbekalan yang cukup buat pulang-perginya dan agar supaya mereka tiak dimintai lagi lebih dari ketentuan pemerintah.

Keempat, Memohon agar semua hukum yang berlaku di negeri Hijaz, ditulis dalam bentuk undang-undang agar tidak terjadi pelanggaran terhadap undang-undang tersebut.

Kelima, Jam’iyah Nahdlatul Ulama memohon balasan surat dari Yang Mulia yang menjelaskan bahwa kedua orang delegasinya benar-benar menyampaikan surat mandatnya dan permohonan-permohonan NU kepada Yang Mulia dan hendaknya surat balasan tersebut diserahkan kepada kedua delegasi tersebut.

Karena untuk mengirim utusan ini diperlukan adanya organisasi yang formal, maka didirikanlah Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926, yang secara formal mengirimkan delegasi ke Hijaz untuk menemui Raja Ibnu Saud. 

Maka dapat disimpulkan bahwa Komite Hijaz yang merupakan respon terhadap perkembangan dunia internasional ini menjadi faktor terpenting didirikannya oeganisasi NU. Berkat kegigihan para kiai yang tergabung dalam Komite Hijaz, aspirasi dari umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah diterima oleh raja Ibnu Saud. (A. Khoiril Anam

Monday, February 17, 2025

TERINGAT PASCA PENERIMAAN NU PADA AZAZ TUNGGAL PANCADILA

MUROBBY KH. ACHMAD SIDDIQ KEDATANGAN TAMU...
1. KH.Jaujari Kencong....Beliau Dawuh kalau NU terima AZAZ TUGGAL PANCASILA sikap saya seperti buka baju ini (beliau sambil buka bajunya) MUROBBY dawuh sebentar dulu jangan diteruskan Kyai saya jelaskan dulu duduk perkaranya *tengah MUROBBY menjelaskan* KH. Jauhari pelan2 pasang kancing bajunya....
2. KH. Abdul Wafi didampingi para pengasuh Pondok NURUL JADID PAITON: pertama beliau menyampaikan protesnya.....tidak ditanggapi oleh Murobby.... MUROBBY malah cerita "kalau pak Harto itu punya catatan pondok yang tergolong garis *Merah* lalu KH. Abdul Wafi tanya ....NURUL JADID apa termasuk....oh tidak..... jawab Murobby "
3. Habib Husein Bangil beserta tim nya protes keras...MUROBBY menjawab kalau gitu dasar panjenengan beda demgan saya .... bagaimana kalau kita tampil bersama saja di sminar atau apa tempat terserah di Jember atau di Surabaya.... tapi itu tdk dijawab oleh habib Husein... ahirnya Murobby malah minta hbb Husen berdoa ...
waktu itu saya mendampingi Murobby...

KOMITE HIJAZ

Komite Hijaz Rabu, 29 Agustus 2012 | 08:00 WIB Komite Hijaz KOMITE HIJAZ adalah nama sebuah kepanitiaan kecil yang diketuai oleh KH Abdul Wa...